Sabtu ini merupakan hari terakhir saya di Brunei karena pesawat saya akan berlepas landas sore ini. Setelah subuh kami telah bersiap-siap, packing barang, dan mohon pamit sama tuan rumah atas kebaikan beliau. Saya turun pagi ini ikut Mas Seno karena hari ini beliau masuk kerja. Rencananya kami sama-sama naik umum ke terminal bandar dan berpisah di sana.
Kami berjalan kaki sekitar 300 meter dari rumah Pak Zainal ke halte bus terdekat. Setelah sampai, kami menunggu bus yang datang secara berkala di perlintasan ini. Udara pagi membasuh keletihan dan memantik semangat baru bagi saya. Tidak lama kemudian bus pun berhenti dan kami naik melalui pintu depan.
Masalah transportasi umum harus menjadi perhatian penuh jika ingin berkunjung ke Brunei. Bus kota biasanya sudah tidak ada lagi beroperasi setelah maghrib, apalagi untuk rute bandara. Disarankan bagi kawan-kawan yang ingin perjalanan hemat ke sini, belilah tiket pesawat yang landing sebelum matahari terbenam, pagi lebih baik. Kecuali yang punya kerabat di sini, mungkin mereka bisa jemput ke bandara. Kalau naik taxi ongkosnya sangat mahal.
Kami berjalan kaki sekitar 300 meter dari rumah Pak Zainal ke halte bus terdekat. Setelah sampai, kami menunggu bus yang datang secara berkala di perlintasan ini. Udara pagi membasuh keletihan dan memantik semangat baru bagi saya. Tidak lama kemudian bus pun berhenti dan kami naik melalui pintu depan.
Masalah transportasi umum harus menjadi perhatian penuh jika ingin berkunjung ke Brunei. Bus kota biasanya sudah tidak ada lagi beroperasi setelah maghrib, apalagi untuk rute bandara. Disarankan bagi kawan-kawan yang ingin perjalanan hemat ke sini, belilah tiket pesawat yang landing sebelum matahari terbenam, pagi lebih baik. Kecuali yang punya kerabat di sini, mungkin mereka bisa jemput ke bandara. Kalau naik taxi ongkosnya sangat mahal.
Bus bisa ditunggu di pintu keluar bandara, di sana ada tulisan khusus untuk perhentian bus. Adapun ongkos bus hanya 1 dollar Brunei untuk semua trayek di bandar seri begawan. Bus akan berhenti di terminal di pusat kota. Dari sana, silahkan pilih bus yang akan mengantarkan kita ke alamat yang dituju.
Setiap bus memiliki nomor-nomor sebagai identitas jalan /lokasi mana yang akan mereka lalui. Sebagai contoh, untuk bus route dari terminal ke bandara tersedia bus dengan nomor 23, 24, 36, dan 38. Silahkan pilih satunya, nanti kita akan diantar ke lapangan terbang (Bahasa Melayu untuk Bandara).
Satu lagi keunikan Brunei, mobil di sini harus dalam bentuk original, dilarang keras menempelkan striker apa pun, memodifikasi knalpot, membuat kaca gelap, bahkan memberi tirai pada bus umum pun tidak dibolehkan. Hal ini mencegah tindak kejahatan dan kesewenang-wenangan yang bolehjadi dilakukan si pemilik mobil.
Pagi ini sebelum naik bus menuju bandara, saya sengaja keliling sebentar, naik bus kota menuju Mall Gadong, sesuai yang disarankan Mas Seno sebelum kami berpisah tadi. Bus yang bisa kita tumpangi menuju mall ini ialah bus bernomor 01 dan 20. Dari terminal dia akan jalan berhenti di beberapa tempat juga Mall Gadong dan kembali lagi ke terminal.
Ketika bus kota yang saya tumpangi berhenti menurunkan beberapa orang yang akan berurusan di kantor imigrasi. Saya melihat tulisan besar di dekat gerbangnya bertulsikan, "Berbanggalah menggunakan Bahasa Melayu". Begitulah kecintaan negara ini dengan bahasa resmi negaranya. Seperti halnya Jepang, Korea, China, dan beberapa negara Asia lainnya, bangga dengan bahasa sebagai identitas nasional mereka.
Selayaknya negara Brunei dijuluki sebagai Negara Arabnya ASEAN. Mengapa? Banyak alasan, salah satunya menurut saya adalah dari cara negara ini memelihara tulisan jawi atau arab melayu di setiap pelosok negeri. Lihatlah, hampir di setiap nama gedung perkantoran, nama jalan, dan tulisan-tulisan iklan di pinggir jalan menggunakan tulisan jawi di atas atau di samping tulisan latinnya. Bahkan yang agak unik menurut saya kata-kata bahasa Inggris dan cina di depan bangunan juga dibuatkan tulisan jawinya. Nama-nama kafe seperti mc Donald's, Starbucks, dan lain sebagainya juga tidak luput dari tulisan jawi.
Gambar 1:
Gambar 1:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar