Antara Mahfud MD dan Tere Liye - Cerita si Buyung

Latest

Menghimpun Serpihan Perjalanan Seorang Pemuda Minangkabau

Kamis, 31 Mei 2018

Antara Mahfud MD dan Tere Liye


Gaji fantastis Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memicu pro dan kontra akhir-akhir ini. Lini media sosial pun bergejolak bagai api membakar daun kayu kering yang ditiup angin. Konon kabarnya Megawati akan diberi gaji 112 juta lebih dan anggotanya masing-masing akan menerima 100 juta rupiah per bulan. Salah satu anggota BPIP itu adalah Mahfud MD.

Belakangan ini Mahfud MD sibuk memblokir orang-orang yang mengkritiknya di twitter. Ia menganggap kebanyakan komentar yang ditujukan kepadanya adalah sampah belaka. Namun cara itu ternyata tidak ampuh sama sekali. Respon yang ditunjukkan dengan memblokir orang-orang yang berseberangan dengannya, semakin memancing netizen untuk membully sang profesor.

Sebenarnya public figure yang terkenal sering memblokir orang di medsos adalah Tere Liye. Dia berdalih, dari pada pusing berdebat kusir dengan orang di medsos lebih baik dia tekan tombol block pada akun yang menghujatnya di dunia maya. Dia tidak suka melayani orang-orang yang mengkritik dan menghujatnya dengan penuh caci maki dan kebencian. Tere Liye pun tidak pernah melaporkan ke polisi akun yang menghinanya, melainkan hanya dia blokir.

Antara Mahfud dan Tere liye memiliki persamaan dan perbedaan. Mereka berdua sama-sama orang yang dikenal luas oleh masyarakat, terutama di kalangan akademisi dan sastrawan. Sementara perbedaannya, Mahfud digaji dengan uang rakyat dan dia dikritik oleh rakyat itu sendiri, sementara Tere Liye tidak digaji oleh masyarakat. Dia penulis bebas dan bahkan tidak segan mengkritik pedas pemerintah jika tidak sejalan dengan logikanya.

Sikap Mahfud sangat disayangkan banyak pihak, apalagi dengan posisinya sebagai anggota BPIP. Dikhawatirkan dengan lingkup kerja yang diembannya, dia terindikasi sebagai penafsir tunggal pancasila. Hal ini ditunjukkan oleh sikapnya yang menutup kritik. Orang terbaru yang dia blokir adalah Ferdinand Hutahean, seorang petinggi demokrat. Ferdinand langsung heboh dan mencolek teman-temannya sesama politisi untuk mengomentari sikap Mahfud.

Terlepas dari gaji yang diterima beliau sebagai anggota BPIP, sikap negarawan dan pancasilais beliau justru dipertanyakan ketika emosi menghadapi kritikan. Jika ada kritikan yang menghina, mengumpat, merendahkan harga diri beliau, tinggal beliau melaporkan dan undang-undang elektronik siap menjerat pelakunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar