Permasalahan yang terjadi di daerah tertinggal tidak hanya tugas pemerintah semata dalam mengatasinya, namun juga dibutuhkan kerja sama oleh seluruh komponen bangsa. Hal ini dilatarbelakangi oleh kompleksitas permasalahan yang terjadi dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga untuk memutus satu mata rantai dibutuhkan usaha keras dan maksimal.
Pesisir Selatan merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki daerah pantai terpanjang. Kondisi geografis ini berimplikasi pada pekerjaan sebagian besar masyarakat sebagai nelayan, yang hidup dari hasil laut untuk menjaga kelangsungan hidup sehari-hari. Selain itu, ada juga masyarakat yang mengalihkan usaha sebagai petani, peternak, pedagang, dan sebagian kecil berprofesi sebagai pegawai negeri sipil.
Pada umumnya masyarakat pinggir pantai, terutama di kampung halaman saya tinggal memiliki masalah pada: (1) Rendahnya motivasi untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi; (2) Perekonomian yang tergantung pada cuaca dan kondisi alam; dan (3) Kurangnya bahan bacaan yang bermanfaat.
Saya tidak memiliki cita-cita yang muluk dan saya ingin menuntaskan tiga masalah tersebut jika saya diberi kesempatan untuk mengikuti program master ini. Saya yakin sepulang program saya akan memiliki modal lebih, berupa kepercayaan diri yang tinggi dan pengalaman yang siap untuk dibagi. Selama ini saya telah melakukan usaha yang mengarah pada hal yang demikian dengan mengaktifkan organisasi alumni di sekolah, memberikan training motivasi pada adik-adik di SMA saya, memberikan pencerahan masyarakat tentang pentingnya pendidikan, dan melobi anggota dewan untuk memberikan solusi ekonomi masyarakat, namun saya rasa usaha ini belum maksimal. Karena terkendala pada kedudukan dan pengalaman yang saya dapatkan belum seberapa, sehingga orang lain kurang menanggapi. Mungkin yang mereka butuhkan bukti pribadi agar termotivasi, dan jalan itu sedang saya rintis.
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan pada awal tadi, saya memiliki rencana penyelesaiannya sebagai berikut: Pertama, rendahnya motivasi untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Saya akan terus berupaya bekerja sama dengan pihak sekolah, terutama dalam hal memberikan training motivasi dan layanan informasi perkuliahan. Selain itu juga menggunakan pendekatan personal melalui keluarga-keluarga, minimal tetangga sekitar rumah saya. Memberikan kepada mereka pemahaman bahwa orang miskin seperti kita juga berhak untuk meraih kesuksesan. Butuh kemauan, kerja keras, dan sokongan dari keluarga tentunya, sehingga taraf kehidupan keluarga bisa menjadi lebih tinggi dan sejahtera.
Kedua, perekonomian yang tergantung pada cuaca dan kondisi alam. Lagkah yang bisa diambil, yaitu dengan memfasilitasi kerja sama antara pihak rantau dengan kampung halaman. Orang Minangkabau yang terkenal dengan perantaunya, potensial untuk dimanfaatkan. Para perantau turut andil dilibatkan dalam pembangunan kampung halaman. Selama ini saya rasa kurang terurus, sehingga meraka lepas, bukan karena tidak peduli, tapi lebih karena tidak ada yang memfasilitasi. Selain itu, koordinasi dengan pejabat terkait dalam pelatihan dan pengucuran dana dalam wirausaha mandiri. Ini penting bagi masyarakat, agar mereka memiliki keteramplilan berwirausaha dan tidak lagi sepenuhnya tergantung pada alam. Saya rasa banyak sekali bantuan dana yang bisa dicairkan akhir-akhir ini, terutama bagi masyarakat yang tertata kelompok-kelompok mereka, baik kelompok tani maupun kelompok nelayan. Peluang ini yang akan saya ambil dalam membantu penyaluran usaha mereka untuk diajukan pada pejabat terkait.
Ketiga, kurangnya bahan bacaan yang bermanfaat. Saya sudah lama memiliki impian untuk membuat perpustakaan yang lengkap dengan buku-buku bacaan. Bahkan saya termasuk orang yang merasa tersiksa sekali sewaktu kecil hanya dapat membaca dari koran pembungkus bawang ibu saya, sepulang beliau belanja di pasar kampung. Ingin sekali membeli buku bacaan yang bagus, tapi ibu mengungkapkan dengan kesedihan bahwa beliau tidak punya uang. Sementara perpustakaan SD saya dulu jarang sekali dibuka, membuat keinginan ini terpendam cukup lama, dan menjadi ambisi yang tinggi untuk membuat perpustakaan. Saya akan mengajak rekan-rekan saya untuk mendonasikan harta mereka, dan membuka penerimaan sumbangan buku bagi yang mau berkontribusi. Meskipun awalnya di rumah pribadi, tapi saya tergetkan akan mendirikan rumah baca masyarakat mandiri.
Sebagai penutup, saya ingin mengajak, berilah apa yang bisa kita berikan. Karena keyakinan saya kepada agama dan filsafat hidup bahwa setiap yang kita lakukan tidak ada yang sia-sia meskipun kecil. Teruslah memberi, karena kebahagiaan itu bersumber dari rasa puas dalam melayani. Kita memberi sebenarnya bukan untuk orang lain yang kita beri, hakikatnya kita memberi untuk diri kita, dan itu akan kita terima penuh ketika tiba waktunya di perhitungan kehidupan yang abadi. Di situlah si pemberi akan tersenyum lebar, karena dia menerima segalanya.
Notes: Essay ditulis dalam rangka mengikuti seleksi beasiswa LPDP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar