Cerita dari Terengganu dan Kelantan (2) - Cerita si Buyung

Latest

Menghimpun Serpihan Perjalanan Seorang Pemuda Minangkabau

Rabu, 31 Januari 2018

Cerita dari Terengganu dan Kelantan (2)

Saat azan berkumandang di surau dekat rumah Abe, saya terbangun dan segera ke kamar mandi. Selepas mengambil wudhu saya bangunkan pula Abe dan mengajak dia untuk shalat di surau. Saya sungguh sangat merindukan suasana subuh di surau kampung, karena saya lahir dan tumbuh dari lingkungan seperti itu.

Jalanan tergenang air dan gelap perkampungan masih menyelimuti, disertai udara dingin yang membuat tubuh menggigil. Kami bergegas menuju surau yang sebentar lagi sudah tampak bayangannya memantulkan sinar lampu. Jalan yang kami lewati cukup membutuhkan kehati-hatian, menghindari genangan air di lobang jalan dan batu licin. Kami pun sampai di surau, mencuci kaki di tempat kran air dan masuk ke dalam.

Surau ini merupakan surau kampung, yang jemaahnya hanya terdiri dari bapak-bapak sekitar dua shaf. Usai sholat kami mengobrol sebentar dengan jemaah. Saya diperkenalkan oleh Abe, perantau dari Indonesia, tepatnya dari Padang. Seorang bapak berkelakar, oh Padang kan dekat dari sini. Saya awalnya kaget juga, tidak tahu maksud beliau. Beliau melanjutkan, Padang Bual. Oh, ternyata nama kampung sebelah, kami pun akhirnya tergelak. Obrolan ringan itu bagi saya penghangat pagi hari terengganu yang dingin. 

Usai berbincang, Abe mengajak saya berjalan-jalan keliling kampungnya. Kami melewati sekolah Abe, di tengah sorotan lampu jalan yang sebentar lagi akan dimatikan. Kami terus berjalan, melewati masjid jamik dan singgah di pekarangannya untuk sekedar mengambil gambar. Udara pagi hari amat segar di tengah pepohonan yang masih rimbun di kanan kiri jalan. Saya menemukan ketenangan di sini. Sudah terasa jauh rasanya berjalan kaki, hingga kami sampai di sebuah kaki bukit, dan kami pun sepakat untuk naik ke atas. Di puncak bukit kecil ini kami menemukan beberapa ekor sapi yang sedang memamah rumput-rumput segar. Juga bisa memandang keindahan alam dan rumah-rumah penduduk, dan matahari pagi pun muncul di celah-celah pegunungan jauh. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar