Kira-kira jam 12 tengah malam kami memutuskan untuk kembali ke Hostel Makarov. Beberapa orang masih asik berpesta di dalam, tapi kami harus pulang untuk istirahat. Akhirnya kami memesan taxi online, tidak naik metro lagi karena sudah larut. Sampai di hostel saya bersih-bersih, shalat, dan langsung tertidur.
Hari ini Jum'at 27 Juli 2018 panitia mengajak untuk city tour. Sejak pagi kami telah siap di penginapan masing-masing. Juga diminta untuk sekalian check out. Bagi yang baliknya hari sabtu, bisa diperpanjang penginapannya, tapi tidak ditanggung oleh panitia. Saya, Mas, Hafiz, Mas Hani, dan beberapa orang delegasi, memutuskan extend 1 malam lagi di sana. Jadi kami tidak perlu untuk check out seperti yang lainnya. Delegasi yang balik ke negara tempat mereka kuliah hari ini, akan diantar oleh LO nya jika saat ke bandara telah tiba. Mereka langsung membawa barang-barangnya ke dalam bus pariwisata, agar tidak bolak balik ke hostel, meskipun hostel menyediakan penitipan barang.
Tidak lama berselang, bus yang kami tunggu telah merapat di depan hostel. Kami naik satu per satu dan tidak sabar lagi untuk menikmati jalan-jalan secara bersama-sama berkeliling Kota Moscow. Ada 2 bus yang disediakan oleh panitia, dan itu cukup menampung semua delegasi. Saya duduk di samping Afdhal, kawan 1 kamar saya yang berasal dari PPI Sudan dan beliau juga urang awak. Dia selalu membawa kamera canon ke mana pun pergi beberapa hari ini, karena memang hobinya mungkin mengabadikan moment.
Bus menuju arah Kremlin dan sebagian besar peserta simposium sebenarnya telah berkunjung sejak hari pertama sampai. Tapi tidak mengurangi keseruan karena datang dalam jumlah rombongan besar. Tidak selang waktu lama, kami sudah sampai dan bus pun berdiri dengan mantap di parkiran.
Bendera Indonesia kami bentangkan di depan Saint Basilika untuk foto bersama. Beberapa wisatawan melihat tingkah kami, terkadang mereka melempar senyum. Setelah foto bersama, masing-masing diberi kesempatan bebas untuk jalan-jalan di sekitar kawasan ini. Saya pun tidak lupa untuk membuat video dan berfoto di sini. Saya mengunjungi sisi lain yang belum pernah saya kunjungi.
Saya dan beberapa orang teman terus berjalan dan menemukan taman bunga yang indah tepat di depan gerbang Istana Putin. Sangat banyak wisatawan yang berkunjung saya perhatikan dan ada juga parade tentara Rusia untuk menyambut pengunjung yang datang. Sungguh elok tatanan kawasan ini dan membuat nyaman mengelilinginya.
Menjelang waktu Jum'at kami kembali berkumpul di parkiran bus. Karena masih terhitung musafir saya memutuskan shalat jamak saat Ashar nanti. Panitia menginstruksikan kami untuk naik kembali ke bus. Setelah memastikan semua anggota lengkap, perjalanan di lanjutkan ke tujuan berikutnya, Imailovskaya.
Ismailovskaya adalah tempat untuk membeli cindera mata atau oleh-oleh. Tentunya dengan harga yang terjangkau bagi kantong kami sebagai mahasiswa. Menurut panitia ini merupakan salah satu pusat belanja souvenir dengan harga terjangkau.
Setelah bus berhenti, kami pun turun berburu oleh-oleh. Banyak toko berjejer di sepanjang jalan yang disediakan untuk pejalan kaki. Kami bisa membandingkan harga antara 1 toko dengan toko lainnya untuk memilih harga terbaik dengan kualitas memadai. Saya tidak terlalu banyak membeli souvenir di sini, karena jika dibandingkan dengan ringgit masih terhitung mahal.
Sekitar 1 jam belanja di sana kami melanjutkan perjalanan. Kali ini bus berhenti di sebuah taman Kota Moscow. Tampak tonggak-tonggak berjejer seperti bangunan Palmira. Kami terus berjalan kaki ke dalam, menemukan banyak orang bersantai di tengah rimbunan bunga. Ada yang membentangkan tikar di rumput, sambil membaca buku.
Kami pun tidak ketinggalan untuk bergambar dan menikmati pemandangan indah di sini. Setelah dirasa cukup, panitia memanggil kami untuk berkumpul. Mereka membagikan sertivikat sebagai bukti keikutsertaan dalam simposium. Selepas itu, waktu bebas bagi peserta, karena kami berpisah di sana. Bagi yang masih ada waktunya di Moscow bukan lagi tanggung jawab panitia untuk mengantat jemput. Panitia hanya akan datang lagi membantu bagi siapa yang akan pulang, membantu mengantar ke bandara.
Kami yang masih extend memutuskan untuk kembali ke Hostel Privet. Saya bisa istirahat sejenak untuk melepas kepenatan karena seharian ini berkeliling kota. Hostel Privet sudah sepi dari kami, karena banyak yang telah check out.
Pagi hari 28 Juli 2018 merupakan hari terakhir saya di Moscow. Saya sudah berkemas sejak pagi menyusun barang-barang yang akan dibawa kembali ke Malaysia. Begitu pun kawan-kawan lain yang sekamar dengan saya, mereka juga sudah siap. Mas Hafiz bersamaan dengan saya kembali ke Kuala Lumpur, sementara Mas Hani katanya mau ke Abu Dhabi dulu menjenguk sahabat lama.
Usai berkemas kami sama-sama untuk check out dari hostel. Tapi kami masih menitipkan barang di hostel tersebut, karena sebelum pulang beberapa dari kami masih mau jalan. Kebetulan pesawat saya dan Mas Hafiz bertolak pada sore hari.
Sekitar 6 orang kami berangkat ke stasiun metro dengan tujuan ke Ismailovo. Kami menikmati perjalanan di kereta api bawah tanah Moscow untuk terakhir kalinya, entah kapan lagi sempat ke sini. Masih seperti biasanya, kesibukan dan berdesak-desakan selalu terjadi, tapi lumayan tertib.
Sampai di Ismailovo, kami berjalan menuju pusat oleh-oleh. Sepanjang jalan ada orang berjualan barang-barang bekas mereka. Sepertinya tempat itu sengaja diperuntukkan bagi mereka untuk buka lapak. Banyak sekali orang berjejer untuk berjualan dan terkesan rapi di pinggir jalan itu. Cukup membentangkan tepal dan meletakkan barang-barang, mereka siap melayani pengunjung.
Aneka jenis barang bekas yang mereka jual, mulai dari baju, celana, barang pecah belah, bros, gantungan kunci, boneka, bahkan sampai pakaian dalam. Kami hanya tersenyum saja, seraya terus berjalan dan sesekali berhenti untuk melihat-lihat. Di ujungnya ada pasar yang cukup besar, tempat orang berjualan souvenir khas Russia. Kami lama menghabiskan waktu di pasar tersebut, menawar barang dengan banyak opsi tersedia. Tapi tetap saja mahal jika di kompare dengan rupiah.
Penat rasanya berbelanja kami memutuskan untuk kembali ke hostel mengambil barang-barang yang dititipkan tadi, dan siap menuju bandara. Kami kembali naik metro dengan membawa belanjaan dari Ismailovo. Sementara kami menghubungi dulu Monica, LO kami untuk teknis kepulangan.
Setelah sampai di hostel kami mengambil barang dan saya baru teringat bahwa sajadah dan beberapa barang tertinggal di kamar. Melalui bantuan LO di sana saya menanyakan perihal itu, tapi ternyata kamar sudah dibersihkan. Saya tetap juga mereka bawa ke lantai 3 dan kami berjumpa dengan cleaning servisnya. Petugas hostel menanyakan dalam bahasa Russia tentang barang saya yang ketinggalan. Petugas kebersihan itu mengajak saya menuju ke sebuah ruangan dan membukanya. Dia mempersilahkan saya melihat apakah ada barang yang saya maksud terlihat. Ternyata masih ada, dan saya langsung mengambil barang-barang tersebut seraya mengucapkan terima kasih. Kami kembali ke bawah menuju lobi.
Tidak lama setelahnya Monica datang dan mengatakan bahwa taxi kami sudah siap untuk mengantar ke bandara. Saya dan Mas Hafiz berpamitan kepada kawan-kawan yang tersisa, semoga bisa berjumpa lagi. Monica tidak bisa mengantar kami ke bandara dan kami pun berpisah di depan hostel. Kami merasa sangat berhutang budi kepada dia atas dedikasinya sebagai panitia.
Taxi meluncur mulus di jalan dari hostel privet menuju bandara demodedovo meninggalkan sejumput kesan dan kenangan selama di sini. Saya memandang ke luar melihat pemandangan gedung pencakar langit, perumahan, kebun yang terbentang di sekitar Moscow. Sopir taxi kami seorang perempuan Russia dan seperti kebanyakan warga lainnya, dia kesulitan berbahasa inggris. Saya dan Mas Hafiz membunuh waktu kami di taxi dengan mengobrol banyak tentang berbagai hal, utamanya tentang organisasi PPI.
Bandara sudah kelihatan dan taxi kami masuk ke pelataran untuk menurunkan penumpang. Kami bergegas turun karena macetnya cukup lumayan. Sopir itu meminta ongkos sambil menunjukkan google translate di hp nya. Saya kaget, kata Mas Hafiz panitia telah membayar kepulangan kami. Sopir itu bersikeras mengatakan belum. Kami pun tidak bisa menghubungi panitia, karena kondisi hp yang tidak ada batrai. Akhirnya untuk menghindari perdebatan karena waktu check in yang makin dekat, kami bayar saja, untungnya dia mau terima dollar, karena rubel kami telah habis.
Di bandara setelah taxi itu pergi, Mas Hafiz menghidupkan hp nya dan mencoba menghubungi panitia. Ternyata kami ditipu, panitia mengatakan telah mereka bayar. Ya sudah, biar saja lah panitia yang mengurusnya, karena taxi itu ada nomor dan bookingnya. Kami lanjut saja untuk istirahat di ruang tunggu.
Tepat pukul 6.25 pm waktu Moscow, pesawat lepas landas. Saya berdoa agar kepulangan kami dilancarkan dan tidak ada halangan yang berarti. Saya menyandarkan punggung dengan tenang di Thai Airways yang membawa kami menuju Bangkok, Thailand.
Pesawat yang kami tumpangi mendarat di Bangkok pukul 7.30 am pada hari Ahad. Kami bergegas untuk turun dan mencari tempat untuk jalur transfer. Saya kaget ternyata kami berjumpa lagi dengan Fikri. Dia pun ikut kami untuk sama-sama mengurus transit. Fikri harusnya ke Kuala Lumpur sore hari, tapi dia mau berangkat sama dengan kami. Akhirnya Mas Hafiz membantu dia untuk menanyakan ke petugas ke sana. Mereka mengatakan bisa, tapi Fikri harus membayar beberapa bhat. Dia pun menyanggupinya. Setelah semuanya beres, kami menuju ruang tunggu.
Perjalanan dari tempat transfer ke ruang tunggu cukup jauh. Kami berjalan di dalam bandara yang telah bertransformasi menjadi mall. Banyak sekali barang-barang berjejer di bandara ini, lengkap dengan hiasan-hiasannya. Banyak bule menikmati berbelanja dan anak-anak pun dimanja dengan aneka permainan.
Akhirnya kami sampai di ruang tunggu bandara ke berangkatan menuju Kuala Lumpur. Selang beberapa saat, panggilan untuk masuk ke pesawat terdengar, kami pun masuk ke dalam antrian bersama penumpang lainnya.
Ahad, 12.15 pm waktu Kuala Lumpur, Thai Airways yang membawa kami mendarat dengan selamat di KLIA. Perasaan saya penuh kesyukuran dan sangat lega, karena Allah masih memberikan karunia keselamatan pada kami. Perjalanan ke Moscow usai sudah dengan misi yang telah tercapai. Kami bertiga masih bersama hingga ke KL Sentral. Di sana kami berpisah dan kembali ke penginapan masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar